Oleh : Dzakiyyah Shabrina N. (Kelas 4 HSG SD KU 02 Jakarta Timur)
Nabi Daud a.s. memang mempunyai banyak putra, tetapi yang menjadi nabi dan mewarisi kerajaannya adalah Sulaiman. Nabi Daud memang pintar menyelesaikan masalah kenegaraan, begitu juga dengan Sulaiman, anaknya. Ketika Sulaiman beranjak dewasa, Sulaiman sudah bisa membantu nabi Daud untuk menyelesaikan masalah-masalah kenegaraan yang cukup sulit.
Pernah suatu kali, nabi Daud kedatangan dua orang laki-laki yang sedang bermasalah. “saya mempunyai kebun yang sudah hampir panen hasilnya. Tetapi, rencana ini rusak gara-gara ada kambing-kambing yang memakan hasil kebun saya. Nah, ini pemilik kambing itu.” Kata orang pertama sambil menunjuk laki-laki yang satu. Yang di tunjuk diam saja. Ia mengaku salah. “saya siap menerima hukuman apapun.” Ia menyahut perlahan. Lalu nabi Daud memutuskan untuk si pemilik kambing itu menyerahkan seluruh kambingnya kepada pemilik kebun. Tetapi Sulaiman menyanggah keputusan ayahnya.“ Apakah tidak sebaliknya, pemilik kambing itu menyerahkan kambing nya kepada si pemilik kebun agar pemilik kebun bisa mengambil manfaatnya? Sebaliknya, pemilik kebun menyerahkan kebunnya agar pemilik kambing dapat memperbaiki kebunnya sekaligus mengambil manfaatnya. Baru setelah itu keduanya bisa mengembalikan barang pinjamannya kepada pihak lain yang memilikinya...”. Nabi Daud amat kagum pada putranya. Beliau langsung mengikuti saran nabi Sulaiman yang amat cerdas. Kedua nabi ini memang terkenal semagai ahli hukum.
Kerajaannya yang megah
*) dirangkum dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar