..."Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia,

(karena kamu) menyuruh yang makruf,

dan mencegah dari yang mungkar dan berlman kepada Allah..."

(TQS. Ali Imran: 110)

Sabtu, 18 Desember 2010

Air Dingin Mendidih

Hmm.. sebentar lagi liburan tiba.. libur sekolah bukan berarti libur belajar kan?
Berikut ini ada sebuah eksperimen/percobaan yang dikutip dari rumah sains ilma, sepertinya cukup seru untuk dicoba di rumah. Selamat mencoba!!
  1. Isi udara ke balon dengan pompa balon.
  2. Plintir leher balon sehingga udara di dalamnya tidak keluar.
  3. Pasang mulut balon pada corong. Lalu isi corong dengan air.
  4. Secara perlahan lepaskan plintiran balon dan amati yang terjadi.

Apa Yang Terjadi?

Air bergolak seperti mendidih

Mengapa?

Percobaan ini membuktikan bahwa setiap zat menempati ruang dan udara mempunyai sifat untuk mengisi semua ruang yang tersedia. Ketika plintiran balon dibuka, maka udara di dalam balon bergerak naik untuk mengisi semua ruangan. Saat naik melewati corong, udara menerobos air yang ada dicorong. Gerakan udara ini menyebabkan air tampak bergolak, seperti mendidih. Selama udara terus mengalir keluar, air dalam corong tidak dapat masuk ke balon. Setelah tidak ada lagi udara yang bergerak naik, barulah air masuk ke balon.

Sumber : rumah sains ilma

Guru PNS Dimutasi Karena Anaknya Homeschooler

Seorang guru PNS dimutasi karena mengijinkan anak-anaknya keluar dari sekolah dan memilih Homeschool

Tanggal 26 kemarin, kami sering disebut orang-orang di sekitar kami, adalah sekumpulan manusia gila–sharing mengenai kegiatan-kegiatan yang akan kami lakukan untuk anak-anak kami-kenapa gila?, karena anak-anak kami tidak belajar di sekolah melainkan homeschooler.

Semua anak-anak kami DO dari sekolah, dan ada beberapa anak yang asli tidak bersentuhan dengan sekolah. Anak-anak itu dengan keputusan sadarnya, meminta kami untuk mengeluarkan mereka dari sekolah. Sekolah yang membuat mereka merasa kelelahan, kepanasan otaknya, membuat mereka tidak bisa bebas bermain, bebas berpendapat, dan bebas belajar.

Ada anggota baru seorang keluarga dengan tiga orang anak, dua perempuan berusia 9 dan 8 tahun dan satu orang laki-laki berusia 6 tahun. Dua anak perempuan tersebut pernah sekolah dan meminta keluar sekolah setahun yang lalu. Karena ayahnya mengijinkan anaknya untuk tidak bersekolah, konsekuensinya adalah ayah tersebut yang seorang guru PNS dimutasi, tidak diperkenankan mengajar dan dikembalikan di kantor dimana beliau berasal.

Statement yang terlontar sebagai alasan pemindahan ini adalah bapak guru ini dianggap melawan pemerintah dan tidak percaya kepada pemerintah karena ketiga anaknya tidak disekolahkan malah menghomeschoolkan mereka. “Guru kok, anaknya nggak sekolah”

Tidak tahukah mereka bahwa kami justru meringankan beban pemerintah dengan tidak mensubsidi anak-anak kami? Kami orang tua bersedia repot dan belajar lagi untuk dapat memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anak kami?

Sepertinya orang yang mengeluarkan statement tersebut, belum membaca UU Sisdiknas pasal 26 dan 27—pemerintah sangat perhatian dan mengijinkan kami untuk melakukan homeschool. Bahkan sekarang kami juga bisa menyelenggarakan Ujian Nasional Sekolah Rumah

Banyak anak-anak HS yang sudah kuliah di universitas favorit, dan mereka sangat menikmati belajarnya disana. Ada juga anak HS yang mulai merintis bidang usaha kesukaannya, ada yang belajar bermusik dengan serius. Ada yang sudah menerbitkan buku, seperti M. Izza Ahsin-Dunia Tanpa Sekolah. Mereka bisa berkembang maksimal sesuai potensi yang ada didalam diri mereka.

Homeschooling sudah menyebar bak virus dimana-mana, jadi sebetulnya tidak perlu intimidasi ini. Karena, maaf sungguh sangat memalukan…

(Sumber: http://edukasi.kompasiana.com/2010/09/27/guru-pns-dimutasi-karena-semua-anaknya-homeschooler/)


Selasa, 10 Agustus 2010

Menggiling Padi - Tarhib Ramadhan 1430 H

Perjalanan selanjutnya adalah mengunjungi tempat penggilingan padi, setelah membajak sawah dan menanam padi, anak-anak diajak melihat bagaimana proses padi berubah menjadi beras.


Di tempat tersebut, anak-anak dapat mengetahui bahwa padi setelah ditanam, tumbuh menjadi besar dan dipanen, dipisahkan dari batang-batang padi, sehingga tinggal tersisa bulir-bulir padi yang dikenal dengan gabah, kemudian gabah tersebut dijemur sampai kering, lalu dibawa ke tempat penggilingan padi.


Di sana, gabah yang sudah kering tersebut di masukkan ke dalam mesin penggiling, mesin tersebut bekerja melepaskan kulit padi, memisahkan kulit padi dengan isi padi yang kemudian kita kenal dengan beras.


Isi padi (beras) yang sudah terbebas dari kulit padi keluar dari bagian depan mesin, sedangkan kulit padi keluar dari bagian belakang mesin, kulit-kulit padi ini sengaja dikumpulkan oleh pemilik penggilingan, karena kulit-kulit padi tersebut juga masih bisa diolah untuk dijadikan sebagai pakan ternak.

Subhanallah…Allah memang Maha Pemberi Rizqi, tidak hanya bagi manusia tapi juga untuk seluruh makhluk hidup ciptaanNya.

Alhamdulillah.. anak-anak akhirnya tahu, nasi yang selama ini mereka makan, sebagai rizqi untuk mereka adalah hasil dari proses yang cukup panjang sampai bisa terhidang di meja makan sebagai makanan pokok yang siap disantap..
Semoga dapat menambah rasa syukur..

Menikmati Dinginnya Air Sungai - Tarhib Ramadhan 1430H

Setelah puas membajak sawah, kamipun menyusuri pematang sawah dan pemukiman penduduk untuk sampai di sebuah sungai. Sungai tersebut tidak terlalu besar, airnya jernih dihias batu-batu kali yang terpasang cukup banyak dengan berbagai ukuran, pemandangan yang sulit kami temukan di Jakarta.


Anak-anakpun tak sabar untuk menceburkan diri di air sungai yang dingin, kami sengaja memilih tempat di dekat "air terjun" kecil yang ada di sungai, agar suara gemuruh air sungainya lebih terasa..



Peserta putra didampingi Pak Hendro dan peserta putri didampingi Bu Adah, Bu Sofa dan Bu Aulia.. mereka membersihkan lumpur-lumpur yang melekat di pakaian mereka, tanpa melepas pakaian yang mereka kenakan..



Membajak Sawah - Tarhib Ramadhan 1430H

Makan adalah aktivitas rutin yang dilakukan oleh manusia setiap hari, begitupun anak-anak.. tetapi tidak semua anak mengetahui darimana asalnya nasi yang selama ini mereka makan. Maka dalam rangkaian acara tarhib 2 ini, kami mengajak anak-anak untuk melihat darimana nasi berasal.


Anak-anak kami ajak untuk menemui Pak Tani yang sedang membajak sawah dan Bu Tani yang sedang menanam padi di area persawahan di daerah Lido Sukabumi, mereka berbincang dengan Pak Tani dan Bu Tani, akhirnya anak-anakpun tak sabar untuk mencoba menjadi pembajak sawah.. satu persatu mereka menceburkan diri di sawah yang sedang dibajak…

Tak peduli dengan Lumpur yang melekat pada pakaian mereka, dengan dibimbing oleh Pak Tani, anak-anak diajari cara membajak sawah...

Senin, 02 Agustus 2010

Tarhib Ramadhan 1430H - Shalat Berjama'ah




Mulai usia 7 tahun anak-anak harus sudah dikenalkan, diajarkan dan dibiasakan untuk menunaikan shalat 5 waktu, dimanapun dia berada, di rumah, di sekolah, ataupun dalam perjalanan..

Maka, dibutuhkan pola yang sama dalam pembiasaan shalat dimanapun mereka berada, termasuk pada saat acara tarhib, anak-anak tetap melakukan shalat lima waktu dengan berjama'ah, bahkan mereka pun menunaikan shalat dhuha dan tahajjud.

shalat berjama'ah dilakukan terpisah, karena tempat yang ada tidak memadai, jama'ah putra menunaikan shalat di saung dengan dipimpin oleh ust. Hendro, sedangkan jama'ah putri menunaikan shalat di dalam rumah, dengan dipimpin oleh Jihan. Mereka shalat dengan khusu' padahal 'katanya' kalau di rumah terkadang shalat mereka masih terburu-buru karena ingin cepat selesai..

Tarhib Ramadhan 1430H - Materi


Tarhib Ramadhan adalah program rutin tahunan menjelang Ramadhan yang diselenggarakan oleh HSG KU 02, dengan target mempersiapkan anak didik untuk menghadapi bulan Ramadhan, baik dari sisi tsaqofah maupun mental mereka, sekaligus menjadi ajang pencarian fenomena alam yang selama ini sulit kami dapatkan di Jakarta, kicauan suara burung, pemandangan alam yang menghijau, gunung yang menjulang, udara yang sejuk, air sungai yang masih bersih, batu-batu kali, dan lain-lain.

Tarhib Ramadhan 1430H ini adalah tarhib kedua yang kami selenggarakan. Alhamdulillah di respon dengan sangat antusias oleh anak-anak, tarhib kedua ini kami selenggarakan selama 3 hari 2 malam, menginap tanpa didampingi orang tua, di villa milik Ibu Helmi yang berlokasi di Lido, Sukabumi..

Pengalaman yang mengesankan dan pembelajaran tak terlupakan bagi anak-anak.. belajar mandiri, belajar memahami orang lain, peduli terhadap orang lain, ukhuwah yang indah.. acara kami isi dengan paparan materi menggunakan multimedia, shalat berjamaah, makan bersama, lari pagi, tahaddu tahabbu, renang, outbound dan muhasabah


Paparan materi dimulai sore hari, setelah anak-anak beristirahat, mandi dan makan, Dinda dan Mila terlihat paling serius mendengarkan materi pertama dengan tema "Marhaban yaa Ramadhan.."


Peserta putra juga tidak mau kalah, sambil mendengarkan materi kedua dengan tema "Fiqh Shaum" Ihsan menyunggingkan senyum manisnya ke arah kamera, Rafi dan Fikran pun ikut-ikutan melirik kamera, lain lagi dengan Salman yang tetap asyik menyimak materi..

Siswa putra dan putri duduk terpisah, tidak bercampur baur, karena memang mereka dibiasakan untuk menerapkan aturan pergaulan Islam..

Teatrikal

Dua tahun lalu siswa/i HSG Khoiru Ummah 02 mempersembahkan teatrikal pada acara Liqo Syawal Tokoh, bertempat di Aula Masjid At Tiin, Jakarta Timur..

Agar tampilannya OK, kami berlatih dulu di luar ruangan, hm.. deg degan juga sih.. karena ini adalah penampilan kami yang pertama, di hadapan ratusan jama'ah yang hadir, tapi.. dengan mengucap bismillah.. kami mantapkan hati, untuk mengumpulkan keberanian dan kepercayaan diri..


Selesai berlatih di luar ruangan.. kami sempatkan dulu berfoto bersama, sambil meneriakkan takbir, Allahu Akbar!! Allahu Akbar!!


Ini dia saatnya...beraksi, mulai berbaris di depan, mengatur posisi, dengan kostum serba putih, siap mengayunkan langkah. Bu Hera membantu kami mengatur barisan..


Ini dia persembahan kami, teatrikal kami kali ini ingin menunjukkan bahwa saat ini, keadaan ummat Islam sangat memprihatinkan, berbagai lini kehidupan telah tergerus oleh globalisasi, terlindas oleh roda kehidupan kapitalis yang menyakitkan, menyengsarakan...


Sampai akhirnya ummat pun menangis, menjerit dan meneriakkan serta menuntut perubahan, perubahan yang bisa menghilangkan rasa sakit mereka, dan menggantinya dengan kejayaan, kemuliaan dan kegemilangan, sistem hidup yang selama ini dijauhkan dari kami, yaitu kehidupan dibawah naungan sistem Khilafah Rasyidah 'ala minhajin nubuwwah.. Allahu Akbar!! Allahu Akbar!!


Kamilah, putra-putri kaum muslimin yang akan melanjutkan langkah Rasul kami, para khalifah, para panglima dan para syuhada dari generasi terdahulu kami, mewujudkan dan melanjutkan cita-cita dan perjuangan orang tua kami, kamilah yang akan menjadi generasi Khoiru Ummah. Insya Allah..

Ibu sebagai Guru Pertama dan Utama

Oleh: Ir. Hj. Emmi Khairani*
(Pakar Pendidikan Anak berbasis Aqidah Islam)

Ibu adalah orang yang paling dekat dengan anak dan paling awal dipercaya oleh anak. Selama 9 bulan lebih, Ibu telah mengandung janin (calon anak). Pada saat itu anak mulai menyatu dengan diri dan jiwa ibunya. Sehingga dapat dikatakan bahwa perkembangan janin sampai ia terlahir ke dunia sangat ditentukan oleh ketulusan dan kesabaran ibunya untuk menjaganya hingga tumbuh menjadi bayi yang sehat. Setelah anak lahir ke dunia pun, anak sangat tergantung pada ibunya. Sebab diawal kehidupannya, hanya ibunya lah yang bisa memberikan makanan terbaik baginya berupa air susu ibu. Sang anak membutuhkan air susu ibunya selama 2 tahun penuh. Selain air susu ibu, anak juga sangat butuh akan pelukan ibunya agar memperoleh rasa aman. Hal Inilah ibu menjadi orang yang paling dekat dengan anak dan orang yang paling dipercaya oleh anak.

Oleh karena itu, sejak awal kehidupan anak, ibu adalah orang yang paling menguasai dan memahami pertumbuhan dan perkembangan anak secara detil. Ibu jugalah orang yang pertama kali mengajak berkomunikasi dengan anak dan juga orang yang pertama memahami cara berkomunikasi anak. Ini semua merupakan potensi besar bagi ibu menjadi guru pertama dan utama bagi anak sejak awal kehidupannya, yakni sejak dalam kandungan. Sikap dan perilaku ibu menjadi teladan pertama bagi anak. Terlebih lagi Allah SWT telah memfungsikan indera pendengaran anak sejak usia empat bulan dalam kandungan. Sehingga lantunan ayat-ayat Al Qur'an yang sering dibacakan oleh seorang ibu pada saat hamil akan berpengaruh besar bagi pertumbuhan sang anak. Potensi luar biasa ini tidak dimiliki oleh siapapun kecuali ibu. Inilah yang menyebabkan posisi ibu merupakan sosok yang ideal sebagai guru pertama dan utama.

Peran strategis ibu bagi kemajuan bangsa
Adanya keterlibatan setiap ibu secara sungguh-sungguh dan penuh ketulusan dalam mendidik anak sejak awal kehidupannya sangat menentukan hasil kualitas generasi. Sementara kualitas generasi saat ini sangat menentukan kualitas pemimpin bangsa di masa depan. Oleh karena itu bila negeri ini ingin mempunyai generasi pemimpin berkualitas yakni, negarawan-negarawan yang bertanggung jawab terhadap kesejahteraan, keamanan, dan kemuliaan rakyatnya, bahkan negarawan-negarawan yang akan membawa bangsa ini menjadi bangsa yang maju dan mulia di hadapan bangsa-bangsa lain di dunia di masa datang, maka para ibu di negeri ini harus difungsikan peran utamanya sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Sehingga semua anak di negeri ini terjamin mendapatkan pendidikan yang baik dan kasih sayang yang tulus sejak awal kehidupannya.

Selanjutnya akan memudahkan anak untuk tumbuh menjadi anak yang sholeh/sholehah. Peran strategis ini hendaklah mendapat perhatian dari negara. Sebab hanya negara yang bisa mempunyai kekuatan besar untuk membuat arus deras (massal) di tengah-tengah masyarakat untuk memfokuskan peran ibu sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Apalagi untuk menjalankan peran ini, para ibu (secara massal) perlu mendapatkan pembekalan yang cukup secara terus-menerus tentang ilmu merawat dan mendidik anak, sehingga setiap ibu mampu menjadi guru bagi anak-anaknya sejak awal kehidupannya. Tentu saja hal ini membutuhkan dana dan tenaga yang besar. Sehingga tanggung jawab ini hanya layak ditanggung oleh negara, bukan masyarakat apalagi seorang indvidu. Demikian pula para ibu perlu difasilitasi oleh negara agar mereka mudah menjalankan perannya yang strategis ini.

Peran negara terhadap peran strategis ibu sebagai guru pertama dan utama
Adapun wujud peran negara terhadap peran strategis ibu ini mencakup tiga hal yaitu:
Pertama, negara berperan dalam memberikan pembekalan kepada setiap perempuan, baik ibu maupun calon ibu tentang pengetahuan yang terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai usia, metode pendidikan yang tepat untuk melejitkan perkembangan setiap anak, dan materi pembelajaran yang tepat sesuai usia anak. Pembekalan ini bisa diberikan lewat pendidikan formal maupun non formal.

Kedua, negara berperan mengeluarkan kebijakan khusus kepada perempuan agar mereka hanya bekerja setengah hari atau part time, sehinggga mereka masih bisa menjalankan perannya sebagai ibu secara ideal. Negara juga berperan mengeluarkan kebijakan agar setiap kantor memfasilitasi para ibu bekerja yang sedang menyusui, sehingga sang anak tetap mendapatkan makanan terbaik yang Allah ciptakan bagi sang anak.

Ketiga, negara menyediakan lapangan kerja yang cukup bagi para suami dan bapak sebagai kepala rumah tangga, sehingga tulang punggung pencari nafkah adalah para suami dan bapak. Dengan demikian perempuan tidak perlu mati-matian bekerja seharian untuk mencukupi kebutuhannya dan anak-anaknya, sehinggga para ibu fokus merawat dan mendidik anak-anaknya menjadi anak yang sholeh. Bila kita cermati realitas saat ini, masih banyak ibu belum mampu menjalankan perannya, khususnya dalam membina dan mendidik anak-anaknya.

Untuk itu hendaknya ada sekelompok kaum muslimin yang senantiasa menyadarkan para ibu betapa pentingnya peran ibu sebagai guru pertama dan utama bagi anak-anaknya, untuk menghasilkan kualitas generasi di masa datang. Apalagi balasan yang diberikan Allah SWT kepada orang tua yang berhasil mendidik anaknya adalah surga. Selanjutnya mendorong para ibu untuk terus-menerus belajar tentang cara mendidik anak sesuai usianya, sampai mereka mampu dan percaya diri menjalankan fungsi utamanya sebagai guru pertama dan utama bagi anak-anaknya.

“Tidak ada pemberian orangtua kepada anak yang lebih utama daripada pendidikan yang baik” (HR.At-Tirmidzy).


"Jika seorang manusia meninggal dunia, putuslah amalnya kecuali dari tiga perkara: shodaqoh jariah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak yang shaleh." (HR. Ahmad dan Muslim).


*Direktur Home Schooling Group Sekolah Dasar (HSG SD) Khoiru Ummah

HomeSchooling Group Khoiru Ummah 02

LATAR BELAKANG
"Dan hendaklah takut kepada Allah, orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah (iman, ilmu, dan amal), yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka, oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar." (TQS. an-Nisaa: 9)
"Didiklah anak-anakmu dengan pengajaran yang baik, sebab ia diciptakan untuk zaman yang berbeda dengan zamanmu." (perkataan Umar ibn Khatthab ra.)
"Jika seseorang manusia meninggal dunia, putuslah amalnya kecuali tiga perkara: shodaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do'a anak yang sholih." (HR. Ahmad dan Muslim)
"Tidak ada pemberian orang tua kepada anak yang lebih utama dari pendidikan yang baik." (HR. at-Tirmidzi)
Sekolah Dasar (SD) merupakan posisi penting dan strategis dalam pendidikan anak. Dari sekolah dasar inilah dimulai peletakan dasar-dasar pembentukan kepribadian dan pembekalan ilmu-ilmu kehidupan. Siswa terwarnai oleh shibghah (celupan) tertentu sesuai dengan yang dikehendaki, yang akan memberikan pengaruh terhadap corak hidup anak di masa depan.
Pentingnya pendidikan di masa ini telah diisyaratkan oleh Rasulullah saw. dalam sabdanya, "(Menuntut) ilmu pada masa kecil ibarat mengukir di atas batu." (HR. Baihaqi dan at-Thabrani)
Dengan hadits ini, Rasulullah mengingatkan kita bahwa pendidikan yang diterima di usia muda akan menancap kokoh dalam diri anak dan pengaruhnya akan membekas di masa depan. Hal ini karena anak-anak masih relatif murni, bersih akal, serta kuat keinginannya.
Sistem pendidikan yang ada saat ini belum menghasilkan kualitas siswa yang unggul dan memiliki jiwa pemimpin; lebih mengarah pada sistem kapitalis-materialistik. Tolak ukur yang digunakan semata-mata dinilai secara materi. Sistem ini memisahkan antara ilmu-ilmu kehidupan (sains dan iptek) dari aqidah Islam.
Berangkat dari keprihatinan terhadap kondisi dunia pendidikan seperti ini, dirasa perlu adanya lembaga pendidikan yang mampu mengajarkan ilmu pengetahuan dan memberikan dasar berpikir yang kuat berbasis aqidah Islamiyah.
Untuk memenuhi kondisi ideal pendidikan anak berbasis aqidah Islam inilah Homeschooling Group (HSG) Khoiru Ummah 02 ini didirikan sejak tahun 2008 dengan menginduk kepada HSG SD Khoiru Ummah Pusat yang berada di bawah asuhan Yayasan el-Diina.

Lulusan HSG SD Khoiru Ummah diharapkan dapat menjadi:
1. Berkepribadian Islam
2. Faqih Fiddin
3. Terdepan dalam Sains dan Teknologi
4. Berjiwa Pemimpin

TUJUAN PENDIDIKAN HSG SD KHOIRU UMMAH
1. Mempersiapkan generasi yang memiliki pola pikir dan pola sikap yang Islami yang
dibangun atas dasar Aqidah Islam.
2. Melahirkan generasi hafizh al Quran (penghafal al Quran).
3. Mempersiapkan generasi Faqih Fiddiin.
4. Mewujudkan generasi yang memiliki daya cipta, inovasi dan kreativitasyangtinggi.
5. Melahirkan generasi unggul berjiwa pemimpin.
6. Meletakkan dasar bagi terbentuknya umat terbaik (Khoiru Ummah) di tengah-tengah masyarakat.

KURIKULUM HSG SD KHOIRU UMMAH
Kurikulum HSG SD Khoiru Ummah dirancang dengan "Kurikulum Berbasis Aqidah Islam", diberikan kepada anak berdasarkan level berfikir anak. Dengan demikian anak akan merasa senang dalam kegiatan belajar dan tanpa beban. Selain itu, ilmu pengetahuan dan tsaqofah yang diberikan kepada anak harus dipastikan terlebih dahulu kebenarannya, agar dapat terwujud GENERASI KHOIRU UMMAH.
1. Kurikulum Dasar
Tahfizhul Qur'an (minimal 3 juz)
Bahasa (Indonesia, Arab, dan Inggris)

2. Kurikulum Inti
Tsaqofah Islam (Aqidah, syari'ah, dakwah, siroh dan tarikh)

3. Kurikulum Penunjang
Matematika, Sains, Geografi, Ekstrakurikuler

Keunggulan Metode Pendidikan HSG SD KHOIRU UMMAH
1.Membangun metode Talqiyan Fikriyan dapat membangun pola berfikir anak secara Islami.
2.Guru menyampaikan pelajaran dengan bahasa yang ahsan, jelas dan sesuai dengan level berpikir anak, sehingga anak mudah memahami, menerima, serta terdorong untuk mengamalkannya.
3.Guru menciptakan suasana belajar yang kondusif agar anak merasa senang belajar.
4.Guru dan Orang Tua harus berkomitmen tinggi bekerjasama dalam mendidik anak.
5.Waktu belajar 5 hari dalam sepekan, hari Senin hingga Jumat pukul 08.00- 14.00wib.